Ayo Jadi Penangkar Kelapa Sawit, Low Risk High Profit

 
Tidak banyak menyadari bahwa bisnis pembibitan kelapa sawit sangat menguntungkan. Berdasarkan analisa dari Gamal Institute, dengan harga pasar di angka Rp. 50.000 - 60.000, sementara HPP berkisar Rp. 20.000 – 30.000,- maka margin keuntungan penangkar kelapa sawit bisa mencapai 30 – 50 persen. Fantastik bukan.

Di sisi lain, kebutuhan pasar bebas sangat tinggi. Program peremajaan kelapa sawit juga terus berlangsung dengan target 165.000 ha dengan rata-rata realisasi 30.000 ha setiap tahunnya atau setara kebutuhan benih 4.500.000 batang. Demikian juga pengadaan bibit melalui APBD. Sementara itu potensi replanting kelapa sawit dalam 5 tahun ini diperkirakan mencapai 4 juta ha. Jadi ini potensinya pasarnya sangat jelas.

Lalu apa yang harus Anda lakukan untuk memulai bisnis ini?

Saran terbaik, mulailah dengan kapasitas kecil, yakni skala 10.000 – 20.000 batang. Jika Anda sudah memiliki pengalaman Anda maksimalkan hingga 50.000 batang. Jangan membibit terlalu besar karena akan meningkatkan resiko.

Segera urus izin Anda melalui OSS. Untuk mendapatkan NIB usaha perbenihan kelapa sawit, Anda wajib memiliki MoU dengan produsen kecambah, memiliki lahan pembibitan dan tenaga yang terampil. Anda juga harus mendapatkan rekomendasi teknis dari UPTD Sertifikasi Benih yang ada di Provinsi. Namun, jika Anda ingin memulai tanpa harus mengurus izin, Anda dapat memilih bekerjasama dengan penangkar yang ada, dengan sistem one management.

Sebelum melakukan pembibitan sebaiknya susun SOP pembibitan dan manajemen mutu. Lakukan bersama ahli dan laksanakan pelatihan dengan tim lapangan sebelum memulai pembibitan.

Pesan kecambah Anda, lakukan pembibitan sesuai SOP. Sebaiknya di masa awal libatkan supervisi dari para ahli untuk mencegah kematian bibit karena human error.

Kemudian lakukan promosi melalui media sosial, buatkan website dan blog Anda untuk memperkenalkan profil pembibitan Anda. Saat bibit siap salur, lakukan seleksi dengan ketat, dan lakukan sertifikasi. Untuk berjaga-jaga siapkan lahan untuk menanam bibit yang afkir atau lewat umur.

Lalu proyeksi keuntungannya? Dengan asumsi jumlah bibit 10.000 batang, HPP Rp. 25.000/batang, bibit yang berhasil tumbuh 8.000 batang dan harga penjualan Rp. 53.000/batang, maka biaya yang Anda keluarkan sekitar Rp. 250.000.000 untuk 1 siklus pembibitan di luar sewa dan pengembangan instalasi. Sementara dari sisi pendapatan kotor Anda akan memperoleh Rp. 424.000.000. Dengan margin sebesar Rp. 174.000.000/satu siklus. Sekedar informasi 1 ha lahan bisa memuat bibit hingga 10.000 batang.

Saat ini terdapat kebutuhan bibit untuk pekebun dalam partai kecil, yakni 100 – 1000 batang. Jika Anda menangkarkan 10.000 -20.000 batang rasanya tidak memasarkannya. Jika dalam 3 tahun Anda bisa membukukan keuntungan, tidak ada salahnya mulai meningkatkan kapasitas dan menyasar program  pemerintah.  Jika sebelumnya Anda menggunakan izin penangkar yang ada, kini saatnya mengurus izin sendiri. Perluas pasar maka Anda dengan mendaftarkan produik di ekatalog untuk dapat mengakses pasar pemerintah.


Note: 

Tersedia konsutan pengembangan usaha pembibitan dengan layanan 1) pengurusan PT perseorangan 2) pendampingan pengurusan izin 3) fasilitasi MoU dengan produsen kecambah dan penangkar (untuk sistem kerjasama) 4) pelatihan dan penyusunan SOP 5) promosi dan pemasaran 6) fasilitasi pendaftaran ekatalog. Hubungi 081278128084 atau kunjungi situs Terang Bulan Consulting 

Comments